DBASIA.CLUB – Di Sukoharjo, Jawa Tengah, ada minuman yang cukup legendaris khususnya bagi masyarakat setempat. Nama minuman itu Ciu Bekonang.
Selama ini, Desa Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, dikenal sebagai sentra industri etanol. Di tengah aktivitas para pengrajin cairan medis itu, ada pekerjaan sambilan yang dilakukan warga setempat.

Di sana, warga kerap menyuling sisa-sisa cairan etanol dengan cairan tebu. Hasil penyulingan etanol itulah yang banyak digemari warga sebagai sebuah minuman bernama Ciu Bekonang.
Seiring waktu, banyak orang yang menggemari minuman itu. Hal inilah yang membuat para pengrajin etanol itu mencuri-curi waktu untuk memproduksi Ciu Bekonang.
Lantas bagaimana sejarah industri minuman yang dianggap ilegal itu? berikut selengkapnya:2 dari 5 halaman
Sejarah Kemunculan Ciu Bekonang
Melansir dari merdeka.com, kemunculan ciu sebenarnya sudah ada sejak abad ke-17. Namun perkembangan Ciu Bekonang baru muncul di akhir abad ke-19, yaitu bertepatan dengan berdirinya Pabrik Gula Tasikmadu di Karanganyar.
Seiring waktu, banyak warga Desa Bekonang yang meracik ciu untuk menambah penghasilan. Salah seorang warga Bekonang, Kardiman, mengatakan bahwa jumlah pengrajin etanol yang menyambi membuat ciu semakin banyak seiring waktu.

“Banyak sekali. Bahkan saya kira ada lebih dari dua puluhan orang yang nyambi membuat ciu dengan alasan macam-macam, ada yang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan ada pula karena minuman itu banyak peminatnya,” kata Kardiman mengutip dari merdeka.com.3 dari 5 halaman
Proses Pembuatan Ciu Bekonang
Melansir dari liputan6.com, Ciu Bekonang dibuat dari hasil penyulingan tetes tebu yang telah difermentasi. Umumnya, tetes tebu itu ditampung dalam wadah setinggi dua meter. Sebelum disuling, tetes tebu dicampur dengan air. Setelah itu, campuran tetes tebu dengan air itu diaduk merata.
Tetes tebu yang siap disuling itu kemudian dipindah menggunakan mesin pompa air. Setelah itu, tetes tebu itu difermentasi selama 5-7 hari. Setelah gelembung hilang, tetes tebu siap disuling. Proses penyulingan itu membutuhkan waktu selama 3-4 jam.
Agar mendapat kualitas alkohol yang baik, minuman itu disaring menggunakan karung beras agar tak ada kotoran yang tersisa. Penyulingan dan penyaringan itu menghasilkan minuman yang jernih hingga nyaris tampak seperti air.4 dari 5 halaman
Kadar Alkohol pada Ciu Bekonang
Melansir dari merdeka.com, kadar alkohol pada Ciu Bekonang berbeda dengan ciu lainnya. Bila pada cairan etanol murni kadar alkoholnya mencapai 90 persen, pada Ciu Bekonang kadar alkoholnya sekitar 35 persen.
Konon, untuk menambah rasa ciu, orang mencampuri minuman itu dengan cindil atau anak tikus yang masih merah dan belum membuka mata. Cindil ini ikut direndam bersama cairan etanol.
Walaupun keberadaan usaha para pengrajin etanol sudah diatur dalam Perda setempat, namun produk Ciu Bekonang masih dianggap ilegal. Namun karena peminatnya sangat banyak, banyak pula para pengrajin etanol yang juga memproduksi ciu.5 dari 5 halaman
Terancam Tutup
Memasuki masa pandemi, beberapa usaha pembuatan alkohol di Desa Bekonang terancam gulung tikar. Bahkan, penurunan pendapatan mereka mencapai 75 persen.

Jika usaha mereka nantinya ditutup, warga Bekonang berharap pemerintah bisa memberi solusi. Pasalnya, tak sedikit di antara mereka yang telah bertahun-tahun menggantungkan hidup dari produksi Ciu Bekonang.