DBASIA.CLUB – Pernahkah anda bayangkan, puluhan ribu anak muda dari dalam dan luar negeri berkumpul untuk satu festival dan menikmati musik bersama. Djakarta Warehouse Project, atau biasa disingkat DWP, merupakan konser musik EDM salah satu yang terbesar yang ada di Asia Tengara. Banyak orang-orang dari negara luar yang datang ke Indonesia, hal ini tentu saja menambah pemasukan ekonomi dan devisa bagi negara ini.
Banyak sekali DJ-DJ ternama yang sudah tampil di panggung DWP, mulai dari Steve Aoki, Afrojack, Martin Garrix, DJ Snake, Alan Walker, Zedd dan lain sebagainya. Bahkan rapper kenamaan Indonesia, Rich Brian juga pernah mencicipi panasnya panggung DWP. Para DJ ini, bergantian menggoyang panasnya malam di Jakarta tersebut. Ribuan penggemar musik elektronik dalam negeri hingga turis mancanegara. seakan tidak ada sekat bagi mereka untuk bergoyang bersama.
DWP sendiri, disebut-sebut memang mengalahkan festival serupa yang ada di Singapura, Malaysia sampai dengan Thailand. Acara ini sendiri, dinobatkan sebagai “The Best Dance Music Festival of 2015” dan sukses menjadi salah satu festival musik dengan penonton paling banyak yang ada di dunia. Ismaya Live sebagai promotor, ingin menargetkan jumlah penonton yang bisa mencapai 80 ribu orang. Ini sama banyaknya, dengan satu kali pertandingan sepakbola di GBK. Uniknya, jumlah penonton DWP memang rata-rata naik sekitar 5 ribu orang per tahun.
Tabu yang Menembus Batas
EDM sendiri identik dengan keriuhan orang-orang yang bergoyang mengikuti racikan musik dari para DJ. Tempo EDM yang paling lambat saja, berkisar antara 60-90 beats per minute (bpm), jika dibandingkan dengan genre speedcore yang bisa melampaui 240 bpm. Hentakan secepat ini, tentu bisa membuat orang tidak segan untuk melukai tubuhnya sendiri.
Masyarakat Indonesia sendiri masih melihat musik EDM sebagai hal yang negatif dan terlalu kebarat-baratan. Hal ini juga diikuti dengan kesan sebagai kehidupan dunia malam yang begitu hedonis, lalu juga ada pesta obat-obatan terlarang, sampai minuman beralkohol. EDM sendiri awalnya di tahun 1970-an, memang khusus memproduksi dan diputar di klub malam saja. Baru seiring dengan berkembangnya waktu dan zaman, EDM bisa melepas diri dari segmentasi dan stereotipe yang tidak enak. Kini, tidak jarang radio-radio di Indonesia memutar musik bergenre EDM, sampai televisi seperti Net TV juga menayangkan program pencarian bakat DJ di acara berjudul The Re-Mix.Para Youtuber sendiri, kini banyak yang membuat group musik dengan genre EDM yang diusungnya. Ada Reza Arap, gamer yang lucu kini fokus menjadi vokalis di Group Musik Weird Genius. Selain itu, kini musik EDM banyak yang menjadi soundtrack dan OST di film-film bioskop. Anda tentu ingat dengan lagu “Ora Minggir Tabrak” yang dihadirkan di film AADC 2. Lagu ini sukses, dibawakan oleh Libertaria dan juga Kill the DJ. Melalui film AADC2 dan soundtrack-nya tampaknya, akan membuat EDM tumbuh berkembang melewati batas keistimewaan kota Yogyakarta.