DBASIA.CLUB – Nama Filantropi Witoko mulai melejit ketika dirnya menjadi satu – satunya wakil Indonesia dalam ajang pencarian model terkenal di Asia, yaitu Asia’s Next Top Model. Dalam sebuah wawancara, Filantropi Witoko yang akrab disapa Filant ini awalnya hanya coba – coba saja mengikuti ajang tersebut dan dia tidak tahu bahwa finalis yang dihadapinya adalah model – model yang sudah terkenal. Semua prroses pemilihan mulai dari psikotes, foto, video dilakukan secara online, itulah mengapa dirinya tidak tahu siapa saja pesaingnya.
Filant yang memiliki tinggi badan 175 cm itu sama sekali tidak pernah memiliki impian untuk menjadi seorang model yang akan melenggang di atas catwalk. Meskipun sudah eksis di dunia modelling, siapa sangka dirinya malah lebih suka dengan gaya tampilan tomboy saat mengikuti pendidikan di bangku sekolah. Ayah Filant yang tidak suka anaknya memiliki penampilan seperti laki – laki, akhirnya memasukkan Filant ke sebuah sekolah model John Casablancas. Filant tentu awalnya keberatan untuk mengikuti keinginan sang ayah.
Model wanita Indonesia yang memiliki hobi membaca ini akhirnya secara terpaksa mengikuti sekolah model yang diadakan ketika liburan kenaikan kelas. Pendidikan awal sebagai seorang model ia tempuh dalam waktu kurang lebih selama satu bulan. Lambat laun, ketika mengikuti sekolah model tersebut Filant memiliki kemampuan berpakaian dan juga cara berjalan seperti layaknya seorang wanita. Melihat potensi menjadi seorang model wanita, pihak sekolah Model John Casablancas akhirnya mengontrak Filant untuk menjadi model. John Casablancas juga menjadi agensi pertama Filant dalam karir model profesionalnya.
Sekolah model yang dimiliki oleh John Casablancas itu akhirnya mengontrak Filant dalam kurun waktu dua tahun. Setelahnya, Filant bergabung dengan Face Model Management, namun tidak bertahan lama karena agensi model itu bubar. Filant pun kembali berpindah manajemen ke Glam Model selama durasi waktu tiga tahun setelah akhirnya bergabung dengan B Model Management. Pengalamannya yang berpindah – pindah agensi tersebut membuatnya banyak menimba pengalaman dalam dunia modelling yang kini membesarkan namanya.
Filant merasa bersyukur dan juga sangat senang bisa memiliki karir cemerlang menjadi seorang model, meskipun pada awalnya dia menolak dan sama sekali tidak memiliki cita – cita menjadi seorang model. Menurutnya, menjadi seorang model merupakan sebuah jalan untuk bisa mengeksplorasi diri sebagai seorang wanita. Selain itu, hal yang paling menyenangkan ketika menjadi seorang model adalah ketika penata rias mengubah gaya rambutnya setiap kali akan tampil sehingga saat itu dia merasa menjadi seorang yang benar – benar baru.
Filant yang lahir pada 6 Februari 1988 itu memiliki pengalaman yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya yaitu saat dia pingsan dalam sebuah pertunjukkan, padahal dirinya beberapa saat lagi akan tampil. Hal itu terjadi ketika gelaran Jakarta Fashion Week 2009 lalu ketika dirinya memakai sepatu dari Stephanus Harry. Saat itu Filant merasa kondisi tubuhnya sedang tidak fit, dan sempat meminta izin untuk ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Dokter pun mengatakan kondisi badannya sudah baik, namun ketika dirinya akan tampil dia malah jatuh pingsan.
Filant yang merasa bersalah tersebut hanya bisa menangis karena dirinya menganggap tidak profesional. Akan tetapi, pengalaman buruknya tersebut sama sekali tidak menjadi hambatan untuk bisa terus bangkit dari kesalahan. Filant bisa menunjukkan kepada masyarakat banyak bahwa dia bisa meraih prestasi internasional. Semua pengalaman buruknya mulai menjadi korban perundungan hingga insiden pingsannya tersebut memberikan pelajaran yang berarti bahwa seorang yang sukses pastinya pernah mangalami kejatuhan, namun bagaimana caranya bangkit adalah sesuatu tidak mudah yang belum tentu bisa dilakukan oleh setiap orang.